Suara nyaring piano dengan rytme impromptu musik klasik bertangga nada minor, lalu meningkat agak menghentak-hentak tegas berwarna jazz, alunannya repititif, vokalpun masuk, timbrenya jazz murni. Lagu Dideng dari Simalungun, lembut berlekuk diselingi dengan denting piano monofon lincah dalam improvisasi yang menjajaki pelbagai tipikal pemain solo jazz. Bill Amirsyah Saragih atau dikenal dengan panggilan Bill Saragih yang bermain sembari berdendang membawakannya. Aransemen yang dimainkan Bill (piano dan seksofon), Belinda Moody (double bass) dan Louis Soliono (drum) segar improvisatif tetap sesuai dengan aslinya. Alunan ini dapat kita nikmati dalam album Bill Saragih Sing n Play yang diproduksi Legend Recors tahun 1995. Termasuk di dalamnya lagu Selendang Sutra karya Ismail Marzuki dan Nasonang Do Hita Nadua karya Nahum Situmorang. Album ini disebut Song from My Father (to My Home Land). Album yang sarat dengan kedirian Bill karena merupakan jejak perjalanan panjang, dan menjadi sumbangan penting dalam pengayaan khazanah jazz Indonesia. Di dalamnya terdapat lagu untuk dirinya sendiri (Billy’s Groove), istrinya (Anna My Love), putranya (Tony’s Dream) dan Tiana (Come Back To Me). Sisanya lagu favorit yang sering dibawakannya seperti What a Wanderful World yang dipopulerkan Nat King Cole.
Penulis buku jazz Indonesia Deded Er Moerad berpendapat, tatkala album ini dirilis merupakan rekaman yang pertama dalam mainstream di Indonesia, menyusul Legend merilis album Bubi Chen: Virtuaso. Seri album berikutnya produksi studio rekaman Hidayat milik pegiat jazz Bandung Bill Saragih, hasil konser yang diselenggarakan di Taman Ismail Marzuki (TIM) tahun 1976. Album ini berisi lagu jazz masa lalu dan kini yang antara lain terdapat Jack Lesmana Combo dan Rien Djamain menampilkan lagu Api Asmara, Jawaban Api Asmara dilantunkan Jack Lesmana bersama Harry dan Ida Djamain, Surat Undangan tembangnya Maryono, Air Mata persembahan Rien Djamin bersama Jack Lesmana, Terpikat oleh Margie Segers, Semua Bisa Bilang lantunan Margie Segers dan Jack Lesmana, Manisku oleh Broery Pesolima dan Jakc Lesmana Combo.
Orang Simalungun lebih mengenal album Song from My Father (to My Home Land) dengan judul Apuy ni Par Sinisilou. Lagu ciptaan Ayahanda Bill, Tuan Kaduk Saragih (Raja Simalungun ke 17) putra Raja Rondahaim. Tuan Kaduk dikenal sebagai seorang musikus kawakan yang piawai memainkan biola, serunai, seruling, dan gondang. Ia memiliki disiplin ketat mengajari anak-anaknya bermain musik. Tak heran jika seorang diantara mereka meneruskan kepiawaiannya, dialah Bill Saragih.
Bill atau nama kecilnya Amirsyah Saragih lahir di kampung Sinder Raya, Pematang Siantar Simalungun 1 Januari 1933, dikenal sebagai musisi dan penyanyi yang gemar melontarkan humor. Sejak kecil sudah dapat memainkan boogie woogie aliran yang tak terpisahkan dari jazz walau belum bisa membaca not. Sebagai penyanyi ia pintar menirukan suara seraknya Satchmo Louis Amstrong dengan gaya scat singingnya. di panggung Bill senang memeragakan multiinstrumen yang entertainer. Sebagai pemusik Bill menguasai piano, fluto, saksofon (berbagai jenis), dan fibes. Dalam satu lagu selalunya ia berpindah dari satu instrument ke instrument lain. Sebagai entertainer, Billdapat menghidupkan suasana dengan joke segar aktual. Pernahmengambil kursus korespondensi di Berklee College of music Boston, David baker dan Jamey Aebersold guru yg mengajarkannya berimprovisasi jazz. Kekayaan pengalaman panggung menjadikannya percaya diri yang besar, dan inilah yang menjadi keistimewaannya.
Ireng Maulana, personel Band Aka Sapta (tahun 1960-an bersama Bing Slamet, Idris Sardi dan Eddy Tulis) berpendapat, Bill seorang yang sangat tekun, guru yang tak pernah lelah untuk menjadikan seseorang maju, menguasai sejumlah alat musik dan teori musik. Bill seorang yang lucu dan sangat baik, sederhana dan tak pernah menyakiti. Bubi Chen, yang berkenalan dekat dengan Bill ketika mereka sama-sama tampil di acara kedutaan Amerika Serikat di Jakarta tahun 1950 juga sependapat, Bill seorang yang entertainer, he can do no wrong. Bill dan Bubi Chen pernah berkolaborasi dan dipercaya menjadi editor album sejumlah jazz yang dirilis perekam Legend, distributornya PT Suryanada Indah Prima, antara lain album Count Basie, Duke Ellington, Milt Jackson, Coleman Hawkins, Stan Getz, Mongo Santamaria, Julian Adderley, Dizze Sillespie & Machito, Gery Mulligan, Bill Evans, dan Tommy Flanagan.
Di usianya yang ke empatbelas tahun, ayahnya (Tuan Kaduk) wafat dibantai Barisan Harimau Liar (BHL) dalam membasmi kaum feodal. BHL juga membakar rumah keluarga, termasuk rumah Taralamsyah Saragih (maestro penggubah lagu dan tari Simalungun) sehingga membuat karya komposer ini musnah. Rekaman piringan hitam lagu Simalungun yang direkam pertama sekali oleh Tuan Kaduk juga musnah, sejumlah penguasa dan keluarga kerajaan wafat, termasuk raja penyair Pujangga Baru Amir Hamzah. Peristiwa itu terjadi ketika revolusi sosial di Sumatera Timur (1946-1947).
Comments